Kebijakan yang dilakukan Utsmani bin Affan radhiallahu ‘anhu
dalam menyatukan bacaan Alquran adalah kebijakan cerdas, berani, dan
tepat. Sampai sekarang kita merasakan bagaimana Alquran yang beliau
susun begitu universal. Menembus sekat-sekat kesukuan, wilayah, dan
bahasa. Melapangkan dada kaum muslimin di segala penjuru dunia. Tidak
menimbulkan kecemburuan. Persatuan pun terwujud dan hati-hati manusia
menjadi lapang.
Apa yang Utsman tetapkan mampu diterima seluruh kaum muslimin.
Padahal sebelumnya mereka memiliki bacaan yang berbeda. Inilah jiwa
kepemimpinan sejati. Ia mempersatukan umat yang sebelumnya terpecah.
Bukan malah mengeluarkan kebijakan yang memanaskan suasana di
tengah-tengah ketanangan dan persatuan umat.
Jumlah Mush-haf Utsmani Pertama Kali
Setelah menyelesaikan penulisan ulang Alquran, Utsman memerintahkan
agar mush-haf baru tersebut dikirim ke daerah-daerah kekhalifahan. Para
ulama berbeda pendapat berapa jumlah mush-haf yang ditulis Utsman.
Pendapat yang masyhur menyebutkan bahwa mush-haf Alquran diperbanyak
menjadi lima. Dikirim ke Mekah, Madinah, Kufah, Syam, dan satu lagi
dipegang oleh beliau sendiri. Itulah yang dikenal dengan mush-haf
al-imam.
Abu Amr ad-Dani mengatakan, “Kebanyakan ulama menyatakan bahwa
mush-haf tersebut berjumlah empat. Dikirim menuju Kufah, Bashrah, dan
Syam. Kemudian satu lagi Utsman sendiri yang memegangnya”.
Ibnu Abi Dawud mengatakan, “Aku mendengar Abu Hatim as-Sajistani
berkata, ‘Saat Utsman menulis ulang Alquran pada peristiwa jam’ul Quran,
ia memperbanyak mush-haf menjadi tujuh. Dikirim ke Mekah, Syam, Yaman,
Bahrain, Bashrah, Kufah, dan satu lagi tetap di Madinah.
Pendapat yang paling kuat menyatakan bahwa Alquran tersebut
digandakan menjadi enam. Empat di antaranya dikirim ke Mekah, Syam,
Kufah, dan Bashrah. Satu mush-haf tetap di Madinah. Mush-haf itu
dinamakan al-Madani al-‘Aam. Dan satu lagi Utsman sendiri yang
memegangnya. Mush-haf ini disebut al-Madani al-Khaas atau al-Mush-haf
al-Imam (al-Itqan, 1/189).
Pelajaran Dari Peristiwa Ja’ul Quran
- Seorang pemimpin hendaknya mengeluarkan kebijakan yang mempersatukan umat di kala mereka berpecah belah. Bukan sebaliknya memanaskan dan memecah umat saat kondisi mereka tenang.
- Mush-haf Utsmani menjadi jalan tengah dan pemersatu.
- Pemerintah mengawasi dan menyebarkan mush-haf Alquran.
- Solusi memusnahkan ayat Alquran yang terdapat dalam Alquran yang sudah lusuh tidak terpakai, atau tulisan-tulisan di buku dan kertas adalah dengan cara dibakar seperti apa yang dilakukan Utsman dan disepakati sahabat yang lain. Sehingga ayat Alquran tidak dihinakan dengan dibuang di tempat sampah. Atau dijadikan bungkus dan alas-alas sesuatu yang tidak sesuai dengan kemuliaannya.
Sumber:
– islamstory.com
– islamstory.com