RASULLAH DIMASA REMAJA DALAM MEMBANGUN KARAKTER SESEORANG



Masa remaja adalah saat-saat yang sangat penting dalam pembangunan karakter seseorang.
Yang dimaksud masa remaja adalah periode masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Dalam ilmu psikologi disebutkan bahwa remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimulai pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Istilah remaja mengacu pada istilah bahasa Inggris teenager atau adolescence.

Rudolf Allers dalam bukunya Forming Character in Adolescents menyatakan bahwa anak remaja akan tumbuh menjadi seorang pemuda yang baik, normal dan berprestasi apabila (a) dia mendapat cinta dan kasih sayang yang proporsional dari orang tua atau kerabat lain yang mengganti posisi orang tua; (b) mendapat pendidikan yang memadai baik formal maupun informal; (c) aktif dalam kegiatan sosial baik di lingkungan sekolah atau di luar sekolah; dan (d) memiliki orang tua atau pengasuh yang ditaati.
Karena pentingnya periode masa remaja ini, maka siapapun yang terlibat dalam pembangunan karakter anak, termasuk orang tua dan guru, harus memastikan bahwa mereka berada dalam lingkungan dan suasana yang kondusif. Dalam konteks saat ini, lingkungan yang kondusif bagi pengembangan kepribadian dan kemampuan anak meliputi kondisi di rumah, teman-teman yang dipilih, dan pendidikan formal dan non-formal yang diperoleh.
Masa remaja Nabi Muhammad dilalui dalam sebuah lingkungan yang sangat kondusif. Walaupun Nabi melewati masa remajanya tanpa didampingi kedua orang tuanya, namun Abu Thalib sebagai paman dan adik kandung dari ayahanda Abdullah telah mengambil alih fungsi orang tua dengan sangat baik. Abu Thalib memperlakukan Muhammad dengan penuh kasih sayang melebihi putranya sendiri. Rasa sayang yang ditampilkan tentu saja bukan sikap sayang yang memanjakan, tapi yang bersifat mendidik. Bersama pamannya, Nabi hidup dengan sederhana karena Abu Talib adalah orang yang sederhana secara materi dan gaya hidup. Kesederhanaan itu membuat Nabi menjadi sosok yang mudah berempati pada kaum lemah, miskin dan terpinggirkan.
Nabi juga dikenal aktif dalam kehidupan sosial dan dikenal sebagai pekerja keras. Ia melakukan pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh mereka yang sebaya. Bila tiba bulan-bulan suci, kadang ia tinggal di Mekah dengan keluarga, kadang pergi bersama mereka ke pekan-pekan yang berdekatan dengan ‘Ukaz, Majanna dan Dhu’l-Majaz, mendengarkan sajak-sajak yang dibawakan oleh penyair-penyair Mudhahhabat dan Mu’allaqat. Beberapa aktivitas dan perilaku Nabi dalam kehidupan masa remajanya yang tercatat sejarah antara lain:
  • Perjalanan Ke Syam. Kaum Quraisy terbiasa bepergian ke Syam (sekarang Suriah) sekali setiap tahun untuk berdagang. Sebab hal itu merupakan sumber utama untuk mendapatkan pekerjaan. Abu Thalib berencana untuk bepergian tanpa mengajak Muhammad. Namun, atas desakan kemenakannya tersebut, akhirnya sang paman mengalah dan ini menjadi perjalanan Nabi ke Suriah pada usia 12 tahun. Dalam perjalan inilah keduanya bertemu dengan pendeta Nasrani bernama Buhaira yang melihat tanda-tanda Nabi terakhir pada diri Muhammad.
  • Menjadi penggembala kambing. Nabi Muhammad menggembala kambing milik kerabat dan orang-orang Makkah ke sekeliling gurun untuk merumput. Gaji yang didapatnya diberikan pada pamannya.
  • Meninggalkan tradisi buruk. Muhammad muda menghindari semua perilaku buruk yang menjadi tradisi di kalangan pemuda seusiannya pada masa itu seperti berjudi, berzina, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga beliau dikenali sebagai As Sadiq (yang benar) dan Al Amin (yang dapat dipercaya).
  • Ikut perang Fijar. Nabi berpartisipasi dalam perang Fijar. Fijar adalah peperangan yang terjadi antara keluarga keturunan Kinanah dan Quraisy dengan keluarga keturunan Qais yang bertujuan untuk memerangi para pendurhaka yang melanggar kesepakatan. Perang ini terjadi di Nakhlah sebuah tempat yang berada antara kota Makkah dan Thaif. Saat ini usia Nabi sekitar antara 14 sampai 15 tahun. Dalam usia yang demikian muda, maka keikutsertaan Nabi dalam perang Nabi dalam perang Fijar bukanlah ikut bertempur. Beliau hanya bertugas mengumpulkan panah yang datang dari pihak musuh ke garis kaum Quraisy..
Kesimpulan
Masa remaja yakni pada usia antara 12 sampai 21 tahun harus diisi dengan berbagai kegiatan positif seperti pendidikan formal dan non-formal, aktivitas organisasi, dan kegiatan sosial kemasyarakatan. Intinya, jangan sampai dalam usia produktif ini menjadi pengangguran tanpa aktivitas yang berarti.
By Ahsan (sejahteraahsan@gmail.com)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »