berputar bergerak untuk melangkah. Atau Ka’bain yang
berarti dua mata kaki, mata bumi, sumbu bumi atau kutub putaran utara bumi.
Profesor Hussain Kamel, Kepala Bagian Ilmu Ukur Bumi di Universtas Riyadh, Saudi Arabia menemukan suatu fakta menghebohkan, Bahwa sebenarnya kota Mekkah adalah pusat dari bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menemukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia.
Setelah dua
tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh program-program
komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan variasi-varisi yang
berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum dengan apa yang ditemukan bahwa
sesungguhnya Mekkah adalah pusat bumi.
Lalu,
Mengapa Mekkah disebut dalam Alquran dengan istilah “Ummul Quro” (ibu atau
induk dari kota-kota)? Lantas, mengapa juga Allah SWT menyebut daerah lain
selain Mekkah dengan kalimat “ma haulahaa” (negeri-negeri sekelilingnya)?
Allah SWT
berfirman dalam Alquranulkarim: “Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Alquran
dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk
Mekkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya.” (Asy-Syura 7).
Secara
bahasa, ‘Umm’ yang artinya ibu adalah sosok yang menjadi sumber keturunan. Maka
bila Mekkah disebut sebagai Ummul Qura, artinya Mekkah adalah sumber dari semua
negeri lain.
Pertanyaan
dan kajian ini, pada akhirnya sedikit demi sedikit mulai terjawab melalui
berbagai penemuan ilmiah. Sesungguhnya, tahapan eksprimen tentang hal ini sudah
dipublikasikan pada tahun 1978, melalui keterangan Dr Husain.
Hasil studi
itu kemudian diterbitkan pula di berbagai majalah sains di Barat. Bersama
rekan-rekannya, Dr Husain menemukan bahwa ditilik dari sudut geografis (ilmu
bumi) dan geologis (ilmu tanah), terbukti bahwa Mekkah adalah pusat bumi.
Kemudian
pada tahun 2009, hasil penemuan ilmiah itu kembali dipublikasikan dalam sebuah
konferensi ilmiah bertajuk “Mekkah sebagai Pusat Bumi: Teori dan Praktik.” Konferensi
yang digelar di Dhoha, Qatar itu memperkuat hasil penemuan bahwa Mekkah adalah
pusat bumi. Konferensi itu lalu menelur kan rekomendasi yang berisi ajakan agar
umat Islam mengganti acuan waktu dunia yang selama ini merujuk pada Greenwich,
menjadi Mekkah.
Banyak
argumentas ilmiah membuktikan wilayah nol bujur sangkar melalui kota Mekkah dan
tidak melewati Greenwich di Inggris. Mekkah berada di titik lintang yang persis
lurus dengan titik magnetik di Kutub Utara. Kondisi ini tak dimiliki oleh
kota-kota lain, bahkan Greenwich yang ditetapkan sebagai meridian nol.
Konon,
Greenwich Mean Time (GMT) dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di
dunia berada di bawah jajahan Inggris. Dan, jika penemuan ilmiah bahwa Mekkah
sebaga pusat bumi diterapkan, mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu
shalat, sekaligus akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat dekade
lalu tentang rujukan waktu dunia.
Ada beberapa ayat dan hadist nabawi yang menyiratkan fakta ini. Allah SWT berfirman: “Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (QS Ar-Rahman 33).
Kata ‘aqthar’ adalah bentuk jamak dari kata ‘Qutr’
yang berarti diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai
banyak diameter. Diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi
(tujuh lempengan bumi). Jika Mekkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu
berarti Mekkah juga berada di tengah-tengah lapisan langit.
Selain iu ada hadist yang mengatakan bahwasanya
Masjidil Haram di Mekkah, tempat Ka’bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh
lapisan langit dan tujuh bumi (maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi).
Sedikit informasi terkait Ka’bah yang tidak atau belum
kita ketahui sebelum ini:
#1. Mekkah adalah wilayah yang memiliki gravitasi paling stabil.
#1. Mekkah adalah wilayah yang memiliki gravitasi paling stabil.
#2. Tekanan gravitasinya tinggi, dan di situlah
berpusatnya kebisingan yang membangun yang tidak bisa didengar oleh telinga.
#3. Tekanan gravitasi yang tinggi berdampak langsung
pada sistem imun tubuh untuk bertindak sebagai pertahanan dari segala serangan
penyakit.
#4. Gravitasi tinggi = elektron ion negatif yang berkumpul
di situ tinggi = doa akan termakbul karena di situ adalah tempat gema atau
ruang dalam waktu bersamaan.
5. Apa yang diniatkan di hati adalah gema yang tidak
bisa didengar tapi bisa terdeteksi frekuensinya. Pengaruh elektron menyebabkan
kekuatan internal kembali tinggi, penuh smangat untuk melakukan ibadah, tidak
ada sifat putus asa, mau terus hidup, penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah
SWT#6. Gelombang radio tidak bisa mendeteksi poisisi Ka’bah.
#7. Bahkan teknologi satelit pun tidak bisa meneropong
apa yang ada di dalam Ka’bah. Frekuensi radio tidak mungkin dapat membaca
pa-apa yang ada di dalam Ka’bah karena tekanan gravitasi yang tinggi.
#8. Tempat yang paling tinggi tekanan gravitasinya
memiliki konten garam dan aliran anak sungai di bawah tanah yang banyak. Sebab
itulah jika salat di Masjidil Haram, meskipun di tempat yang terbuka tanpa
atap, masih terasa dingin.
#9. Ka’bah bukan sekadar bangunan hitam empat persegi
tetapI satu tempat yang ajaib karena disitu pemusatan energi, gravitasi, zona
magnetisme nol dan tempat yang paling dirahmati.
#10. Tidur dengan posisi menghadap Ka’bah secara
otomatis otak tengah akan terangsang sangat aktif sampai tulang belakang dan
menghasilkan sel darah.
#11. Pergerakan mengelilingi Ka’bah arah lawan jam
memberikan energi hidup alami dari alam semesta. Semua yang ada di alam ini
bergerak menurut lawan jam, Allah SW telah tentukan hukumnya begitu.
#12. Peredaran darah atau apa saja di dalam tubuh
manusia sesuai lawa jam. Justru dengn mengelilingi Ka’bah menurut lawan jam,
berarti sirkulasi darah di dalam tubuh meningkat dan sudah tentu akan menambah
energi. Sebab itulah orang yang berada di Mekkah selalu bertenaga, sehat dan
panjang umur.
#13. Sedangkan bilangan tujuh itu adalah simbolik ke
tidak terhingga banyaknya. Angka tujuh itu berarti tidak terbatas atau terlalu
banyak. Dengan melakukan tujuh kali putaran sebenarnya kita mendapat ibadah yang
tidak terbatas jumlahnya.
#14. Larangan memakai topi, songkok atau menutup
kepala karena rambut dan bulu roma (pria) adalah ibarat antena untuk menerima
gelombang yang baik yang dipancarkan langsung dari Ka’bah. Sebab itulah
melakukan haji kita seperti dilahirkan kembali sebagai manusia baru karena
segala yang buruk telah ditarik dan diganti dengan nur atau cahaya yang baru.
#15. Setelah selesai semua itu barulah bercukur atau
tahalul. Tujuannya unt melepaskan diri dari pantang larang dalam ihram. Namun
rahasia di sebaliknya adalah untuk membersihkan antena atau reseptor kita dari
segala kotoran sehingga hanya gelombang yang baik saja akan diterima oleh tubuh
kita.
Masya Allah...
By : Ahsan
(sejahteraahsan@gmail.com)